Tomohon – kibarindonesia.com – Kota Tomohon kembali menjadi sorotan dunia melalui perhelatan akbar Tomohon International Flower Festival (TIFF) 2025 yang resmi dibuka pada Jumat (08/08), bertempat di GOR Babe Palar. Pembukaan dilakukan langsung oleh Wali Kota Tomohon, Caroll J. A. Senduk, SH, didampingi Wakil Wali Kota Sendy G. A. Rumajar, SE, M.I.Kom, dalam suasana meriah yang dihadiri ribuan masyarakat, pelaku usaha, tamu undangan, serta delegasi dari berbagai provinsi dan negara sahabat.
Festival tahunan ini kembali mempertegas citra Tomohon sebagai ikon pariwisata unggulan Sulawesi Utara, sekaligus etalase kekayaan budaya, kreativitas, dan kekuatan ekonomi rakyat.

Dalam sambutannya, Wali Kota Caroll Senduk menegaskan bahwa TIFF bukan sekadar tontonan budaya, melainkan sebuah motor penggerak ekonomi lokal yang mampu menghidupkan berbagai sektor penunjang, seperti perhotelan, transportasi, kuliner, serta UMKM.
“TIFF adalah bukti nyata bahwa pariwisata yang dikelola dengan baik dapat memberi dampak ekonomi langsung kepada masyarakat. Ini bukan hanya kebanggaan daerah, tapi juga investasi masa depan,” ujar Caroll.
TIFF 2025 berlangsung hingga 12 Agustus 2025, dengan puncak acara Tournament of Flowers (ToF) yang digelar hari ini, Sabtu (9/8). Parade spektakuler ini menampilkan kendaraan hias bertabur bunga segar, dikombinasikan dengan kostum etnik, koreografi budaya, dan tema-tema lokal seperti Gunung Lokon, Danau Linow, Kampung Temboan, serta ragam warisan Minahasa.

Kreativitas para peserta memadukan seni desain dan flora segar menjadikan parade ini bukan hanya tontonan, tapi perayaan visual yang memikat wisatawan lokal hingga mancanegara. Diketahui, bunga-bunga yang digunakan mencapai 70% berasal dari petani lokal, memperkuat dampak ekonomi berbasis komunitas.
Momentum istimewa TIFF 2025 turut ditandai dengan kehadiran Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Widiyanti Putri Wardhana, yang secara resmi membuka parade bunga pada Sabtu (9/8).
Dalam pidatonya, Menparekraf menyampaikan apresiasi tinggi terhadap kekompakan dan kreativitas masyarakat Sulawesi Utara, khususnya Kota Tomohon, dalam menjaga keberlangsungan festival ini selama lebih dari satu dekade.
“Seperti rangkaian bunga yang berwarna-warni, kekayaan budaya Indonesia menjadi indah karena kekuatan persatuan. TIFF adalah perayaan keindahan, kreativitas, dan semangat kebersamaan yang luar biasa,” ungkap Widiyanti.
Tema TIFF tahun ini, “Unite to Be Great”, disebut Menparekraf sebagai cerminan kolaborasi seluruh elemen—masyarakat, seniman, pelaku usaha, hingga pemerintah—dalam menciptakan karya bersama yang berkelas dunia.
Festival ini diperkirakan menarik lebih dari 300.000 pengunjung dengan estimasi perputaran ekonomi mencapai Rp 92 miliar. Sektor-sektor strategis seperti UMKM, pengrajin, kuliner, transportasi, dan akomodasi menikmati lonjakan permintaan yang signifikan.
Menparekraf juga menegaskan bahwa TIFF menjadi bagian dari program unggulan nasional Kharisma Event Nusantara (KEN) selama empat tahun berturut-turut, dan akan terus didorong agar naik kelas sebagai event internasional yang konsisten, berkelanjutan, dan berdampak ekonomi tinggi.
“Kementerian Pariwisata akan terus mendukung TIFF melalui peningkatan kapasitas SDM, penguatan ekosistem kreatif, dan promosi di pasar internasional,” tegas Widiyanti.
Sebagai event yang kini memasuki edisi ke-13, TIFF telah berkembang dari sekadar festival bunga menjadi simbol kebanggaan nasional—indah dalam keberagaman, kuat dalam sinergi, dan besar dalam nilai budaya.
“Kami harap TIFF terus menjadi jendela dunia untuk melihat Indonesia yang penuh warna, penuh potensi, dan penuh semangat kebersamaan,” pungkas Menparekraf.
( Stefanus)





