Pemanfaatan Seray Jadi Produk Unggulan Teh Celup, Desa Pinamorongan Menuju Desa Ekowisata Pertama di Sulawesi Utara

Minahasa Selatan, Kibarindonesia.com – Desa Pinamorongan, Kecamatan Tareran, Kabupaten Minahasa Selatan, mendapat perhatian nasional melalui program Pengabdian Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi (Unsrat).

Program yang merupakan bagian dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi itu memfokuskan pada pemanfaatan tanaman seray (Cymbopogon Citratus) menjadi produk unggulan teh celup.

Ketua Tim PKM, Dr. Herry Pinatik, SP., M.Si, mengungkapkan rasa bangga karena dari sekitar 7.000 proposal yang masuk ke kementerian, program pemanfaatan seray ini berhasil lolos ke tingkat nasional. “Kelompok Tani Watuleley Desa Pinamorongan menjadi satu-satunya mitra sasaran di Sulawesi Utara. Potensi ini diharapkan mendorong Pinamorongan sebagai desa ekowisata pertama, tidak hanya di Minahasa Selatan tetapi juga di Sulawesi Utara,” ujarnya.

Ketua Kelompok Tani Watuleley, Victor Pelealu, menyampaikan bahwa kesempatan ini merupakan anugerah besar bagi mereka. “Kami berkomitmen mengerahkan seluruh potensi untuk meningkatkan produktivitas teh celup seray. Harapannya, produk ini mampu mendongkrak ekonomi desa dan membuka peluang wisata berbasis ekologi,” katanya.

Dalam acara penutupan pelatihan yang berlangsung 11–12 Agustus 2025, kelompok tani juga menerima bantuan peralatan pengolahan teh celup seray. Bantuan ini diserahkan langsung oleh Wakil Bupati Minahasa Selatan, Brigjen TNI (Purn) Theodorus Kawatu, S.IP, disaksikan perangkat desa, tokoh masyarakat, dan para petani.

Hukum Tua Desa Pinamorongan, Robby Runtuwarow, S.Pd, menambahkan bahwa tanaman seray mudah dibudidayakan di wilayah mereka. “Program ini memberi peluang besar bagi pengembangan ekonomi lokal. Kami bersyukur Pinamorongan dipilih sebagai desa percontohan,” ucapnya.

Dalam sambutannya, Wakil Bupati Kawatu yang turut didampingi Sekretaris TP-PKK Minsel, Dr. Rine Kaunang, S.P., MBA, menyampaikan apresiasi kepada Tim PKM Unsrat dan Fakultas Pertanian. “Kami menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada Dr. Herry Pinatik dan tim yang telah membawa program ini ke Minahasa Selatan. Ini sejalan dengan program pemerintah pusat terkait ketahanan pangan dan pemberdayaan masyarakat,” tegas Kawatu.

Ia juga menekankan bahwa dari 167 desa dan 10 kelurahan di Minahasa Selatan, Pinamorongan kini mendapat perhatian khusus berkat potensi seray. “Seray tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan dan kebugaran tubuh, tetapi juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Kami berharap kelompok tani Watuleley terus berinovasi sehingga menjadi motor penggerak ketahanan pangan di Minsel,” tambahnya.

Acara penutupan ini turut dihadiri sejumlah pejabat dan tokoh masyarakat, di antaranya Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Drs. Sonny Maleke, Camat Tareran Hizkia Kondoj, S.Sos, tokoh agama Dr. Ferry Sumual dan Sonny Mongkaren, M.Th, M.A, serta sejumlah tokoh masyarakat Pinamorongan.

Kegiatan resmi ditutup pada Selasa, 19 Agustus 2025 oleh Wakil Bupati Minahasa Selatan Brigjen TNI (Purn) Theodorus Kawatu, S.IP.

(JL)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *