Manado, Kibarindonesia.com – Tokoh Pemerhati Pembangunan Sulut, Johan Lintong, melontarkan kritik keras terhadap sejumlah pemberitaan yang menurutnya lebih banyak berisi opini ketimbang fakta. Ia menilai tren media yang menggunakan narasi spekulatif seperti “jika benar” dalam memberitakan seseorang, sama saja membuka ruang fitnah dan merusak nama baik tanpa dasar.
“Ini sangat lucu sekaligus berbahaya. Bagaimana mungkin nama baik seseorang bisa dengan gampang dicoreng hanya dengan narasi opini, apalagi kalau embel-embelnya ‘jika benar’. Itu bukan berita, tapi fitnah terselubung,” tegas Lintong, Kamis (01/10/2025).
Lintong menekankan, etika jurnalistik seharusnya menjunjung tinggi verifikasi dan bukti otentik, bukan sekadar opini liar. Ia menduga pola semacam ini sengaja dimainkan karena ada kepentingan politik tertentu yang tidak terpenuhi.
“Jangan begitu. Kalau ada masalah, tunjukkan bukti. Bukan malah menjatuhkan martabat seseorang lewat gosip yang dibungkus opini. Lebih kejam dari fitnah langsung,” sindirnya.
Sementara itu, Sekretaris Gerindra Sulut, Harvan, yang namanya belakangan disebut-sebut dalam pemberitaan bernada miring tersebut, menegaskan isu itu adalah hoax. “Pendek kata, itu hoax. Jelas upaya untuk mendiskreditkan saya,” katanya singkat saat dikonfirmasi.
Lintong menegaskan kembali, pihaknya tidak akan tinggal diam jika pola fitnah berkedok opini ini terus dibiarkan. Menurutnya, publik harus lebih kritis dan media harus kembali ke koridor profesionalnya. tutup Lintong
*Red