Sulawesi Utara – kibarindonesia.com – Kinerja Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Sulawesi Utara, Handiyana, S.T., M.T., M.Sc., mendapat apresiasi tinggi dari aktivis pemerhati pembangunan Sulut, Jeffrey Sorongan. Menurutnya, di bawah kepemimpinan Handiyana, BPJN Sulut menunjukkan respons yang cepat, tanggap, dan konsisten terhadap berbagai persoalan infrastruktur jalan nasional.
“Setiap ada laporan masyarakat, terutama melalui media sosial, BPJN Sulut bergerak cepat tanpa menunggu waktu lama. Ini bentuk kepemimpinan yang patut dicontoh,” ujar Sorongan kepada media, Sabtu (14/6/2025).
Sorongan menilai kehadiran BPJN Sulut di lapangan bukan hanya simbolis, melainkan nyata dalam bentuk tindakan konkret. Ia mencatat beberapa langkah strategis dan responsif yang telah dilakukan:
- Perbaikan Lubang Jalan di Berbagai Titik
Begitu menerima laporan masyarakat, BPJN Sulut langsung menerjunkan tim teknis untuk memperbaiki jalan-jalan berlubang di sejumlah ruas nasional, tanpa birokrasi yang berbelit.
*Tinjauan Langsung di Jalan Trans Sulawesi
Kerusakan di jalur vital Trans Sulawesi direspons dengan peninjauan langsung oleh Kepala BPJN sendiri, yang kemudian diikuti dengan penanganan cepat.
- Solusi Darurat di Ruas Kaiya–Maelang
Ketika ruas jalan nasional Kaiya–Maelang amblas, BPJN Sulut dengan sigap membangun jembatan Bailey sebagai solusi sementara demi menjaga konektivitas antarwilayah. - Penanganan Longsor Airmadidi–Tondano
Ruas Airmadidi–Batas Kota Tondano yang sempat tertutup akibat longsor segera dibersihkan dan diperbaiki, memungkinkan arus lalu lintas kembali normal dalam waktu singkat. - Respons Cepat Bencana di Sangihe
Bencana longsor di Kabupaten Kepulauan Sangihe juga mendapat perhatian serius. Tim BPJN dikerahkan untuk memastikan jalan nasional tetap fungsional dan aman dilalui. - Penanganan Jalan Amblas di Kema–Rumbia.
Kerusakan akibat curah hujan tinggi di ruas Kema–Rumbia langsung ditangani, menunjukkan kesiapsiagaan BPJN dalam menghadapi cuaca ekstrem.
“Kepemimpinan Pak Handiyana mencerminkan etos kerja yang profesional, responsif, dan berorientasi pada keselamatan publik. Ini yang diharapkan masyarakat dari lembaga teknis seperti BPJN,” tambah Sorongan.
Lebih lanjut, Sorongan menegaskan pentingnya kemitraan antara masyarakat dan institusi teknis dalam pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan. Menurutnya, saling mendukung dan terbuka terhadap masukan publik menjadi kunci sukses pelayanan publik yang modern.
Masyarakat pun berharap agar pola kerja responsif ini terus dipertahankan dan ditingkatkan, seiring dengan kebutuhan akan jalan nasional yang aman, nyaman, dan berkualitas di seluruh wilayah Sulawesi Utara.
“Profesionalisme, kecepatan, dan kepedulian terhadap pengguna jalan adalah fondasi dari pelayanan BPJN Sulut saat ini. Kita beri apresiasi, sekaligus dorongan agar tetap konsisten,” tutup Sorongan.
( Stefanus)