Pleno 1 Mundur, Pleno 2 Dikembalikan Lagi Posisi Ketua Umum, Tapi Munaslub Tetap Dianggap Sah Dengan Naiknya Sekjen DPP Apdesi

SULUT – Apdesi menghadapi tantangan internal yang serius, dengan munculnya kubu-kubuan yang bersaing untuk kepemimpinan.

Konflik ini mencuat setelah serangkaian peristiwa yang terjadi dalam beberapa minggu terakhir.

Pada tanggal 29 April 2024, sekitar 25 DPD menggelar Munaslub di Palembang dengan ditetapkannya Sekjen Anwar Sadat menggantikan Surta Wijaya.

Hal ini terjadi setelah pengunduran diri Surta Wijaya dari posisi Ketua Umum, yang disepakati dalam Pleno 1 pada tanggal 24 April 2024 di Jakarta. Saat itu hanya dihadiri 7 DPD.

Namun, setelah Pleno 1 beberapa ketua DPD juga menuju Palembang untuk mendukung pelaksanaan Munaslub. Surta sendiri absen.
Masalah muncul karena tanggal sama 29 April Surta memanggil ketua2 DPD untuk kembali ke Jakarta karena ada Pleno 2 di Tangerang, Banten.

Namun Munaslub tetap digelar meski ada tiga DPD bergabung di Jakarta setelah Pleno 2.
Ternyata Surta Wijaya dengan dimotori MPO Asri Anas membuat gerakan dengan mengembalikan Surta sebagai ketua umum lagi.

Namun, konflik semakin rumit dengan terbitnya surat pemberhentian dari kubu Surta Wijaya kepada DPD yang mengikuti Munaslub, termasuk DPD Sulawesi Utara dan Gorontalo.

“Meskipun demikian, kepengurusan Munaslub tetap berpegang pada SK yang masih berlaku, sementara kubu Surta telah menunjuk pengurus sementara dengan dukungan politik dan kekuasaan,” kata Sekretaris DPD Rolex Tatunoh.

Situasi semakin tegang dengan keterlibatan pihak pemerintah, di mana PMD provinsi meminta nama pengurus sementara yang mayoritasnya berasal dari kepengurusan DPC yang masih berlaku.

Hal ini menimbulkan kontroversi karena campur tangan pemerintah dalam urusan internal partai. Saat ini, Apdesi terbagi menjadi tiga kubu yang bersaing untuk kepemimpinan, dan masa depan partai ini masih belum pasti.(*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *