Minsel – kibarindonesia.com – Proyek jalan yang baru saja selesai dibangun di wilayah Tondei-Pelita menimbulkan tuai sorotan masyarakat setempat setelah dugaan bahwa konstruksinya tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah ditetapkan.
Proyek yang dilaksanakan oleh PT. Mykanta atas pengawasan BPJN Sulut, menggunakan anggaran sebesar 20 miliar rupiah dari APBN TA 2023.
Sejumlah wartawan investigasi yang turun langsung ke lapangan menemukan banyak kejanggalan terkait pekerjaan proyek jalan dan drainase yang dilaksanakan.
Bahkan, sebagian besar pekerjaan konstruksi diduga terkesan asal jadi dan tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan.

Keretakan pada permukaan jalan yang baru saja dibangun menjadi salah satu bukti nyata bahwa proses pembangunan tidak dilakukan sesuai dengan standar yang berlaku.
Fakta ini menunjukkan bahwa pemadatan Base Lapis Pondasi Atas (LPA) Jalan tidak berpedoman pada petunjuk teknis pelaksanaan, sehingga menyebabkan penurunan base LPA dan keretakan pada permukaan jalan.
Salah satu warga setempat, Ardi, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap kualitas konstruksi jalan yang diprioritaskan demi mengejar progres bobot volume pekerjaan.
Segregasi pada permukaan jalan dapat menyebabkan kerusakan lebih cepat dari yang seharusnya, mengancam keselamatan pengguna jalan.
Selain itu, proyek lain yang dilakukan oleh BPJN Sulut juga mengalami masalah serupa. Dinding penahan tanah di jalan penghubung Desa Tondey – Dusun Pelita, Kabupaten Minahasa Selatan, baru-baru ini ambruk, menimbulkan kekhawatiran masyarakat terkait mutu pekerjaan.
Menanggapi dugaan ketidaksesuaian spesifikasi dan keretakan pada jalan yang baru dibangun, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pelaksana Jalan Nasional BPJN Sulut belum memberikan tanggapan yang memuaskan.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan kurangnya responsibilitas dan pengawasan terhadap proyek-proyek infrastruktur yang dilaksanakan oleh BPJN Sulut
14/05/2024
( Stefanus )





