Jalan Sehat Desa Matani Satu: Merajut Persatuan di HUT RI ke-80 dan HUT Desa ke-18

Minahasa Selatan, Kibarindonesia.com – Suasana penuh semangat kebersamaan terasa di Desa Matani Satu, Kecamatan Tumpaan, saat masyarakat setempat menggelar kegiatan jalan sehat dalam rangka memeriahkan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia sekaligus memperingati HUT Desa Matani Satu ke-18, Sabtu (…).

Acara tersebut dihadiri oleh Kapolsek Tumpaan, Camat Tumpaan, unsur Koramil 1302-16/Tumpaan, perangkat desa, serta masyarakat lintas agama dan golongan. Meski berasal dari latar belakang berbeda, seluruh warga tampak menyatu dalam suasana penuh kerukunan dan kegembiraan.

Penjabat Hukum Tua Matani Satu, David Wurow, menyampaikan rasa syukur atas antusiasme warga yang turut ambil bagian dalam perayaan ini. “Kegiatan jalan sehat ini bukan hanya untuk menyemarakkan HUT RI, tetapi juga menjadi momen kebersamaan sekaligus memperingati ulang tahun Desa Matani Satu yang ke-18. Semoga persatuan dan kebersamaan ini terus terjaga,” tegasnya.

Senada dengan itu, Kapolsek Tumpaan Iptu Oksin D.J. Prong menegaskan pentingnya menjaga toleransi dan keamanan desa. “Jalan sehat ini adalah contoh nyata bagaimana perbedaan justru memperkuat persatuan. Kami berharap masyarakat tetap menjaga Kamtibmas dan toleransi antarumat beragama di Desa Matani Satu,” ucapnya.

Sementara itu, panitia pelaksana menyiapkan beragam hadiah menarik untuk peserta sebagai bentuk apresiasi dan penyemarak perayaan. Farida Durand, mewakili perangkat desa, menambahkan, “Kami solid dalam memeriahkan HUT RI. Jalan sehat dan lomba-lomba ini menjadi sarana mempererat tali persaudaraan warga.”

Dalam sambutannya, Camat Tumpaan Terry Lolowang menyampaikan apresiasi tinggi terhadap inisiatif pemerintah desa dan masyarakat. “Kegiatan seperti ini harus terus dilestarikan karena mampu menciptakan keakraban, solidaritas, serta memperkuat rasa cinta tanah air,” katanya.

Menutup kegiatan, Pj Hukum Tua David Wurow kembali menekankan bahwa momentum ini harus menjadi semangat untuk terus merangkul seluruh elemen masyarakat. “Perbedaan agama, pandangan sosial, maupun politik bukan penghalang. Justru dengan perbedaan itulah kita bisa membangun kerukunan dan menjaga kebhinekaan di Desa Matani Satu,” pungkasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *