Bitung – kibarindonesia.com – Dinamika politik Kota Bitung kian memanas menjelang Pilkada yang akan datang. WaliKota Maurits Mantiri dinilai mulai panik mengurus keuangan pemerintahannya. Aksi demo para Aparatur Sipil Negara (ASN) terkait Gaji-13 dan Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) yang belum dibayarkan memperlihatkan adanya ketidakpuasan yang serius di kalangan pegawai negeri.
Demo yang berlangsung kemarin menunjukkan bahwa para ASN merasa sangat kecewa dengan kinerja pemimpin mereka dalam mengelola anggaran.
Hingga saat ini, mereka belum menerima Gaji-13 dan TPP yang seharusnya menjadi hak mereka. Situasi ini tentu mencoreng citra Maurits Mantiri, terutama menjelang Pilkada Bitung pada November mendatang, di mana ia diprediksi akan maju lagi sebagai calon Walikota.

Kejadian seperti ini jelas banyak yang meragukan kemampuannya untuk menenangkan para ASN dan menyelesaikan pembayaran gaji yang tertunda. Ketidakmampuan ini bisa dimanfaatkan oleh lawan politiknya sebagai amunisi untuk menyerang dan meraih simpati pemilih yang kecewa.
Di tengah panasnya situasi, publik semakin mempertanyakan efektivitas kepemimpinan Mantiri. Sebagai Walikota, ia seharusnya mampu mengelola keuangan daerah dengan baik, namun kenyataannya, keterlambatan pembayaran gaji ini justru menunjukkan sebaliknya.
Para ASN yang melakukan demo merasa dikhianati oleh pemerintah yang tidak mampu memenuhi hak mereka.
Krisis ini menjadi tantangan besar bagi Maurits Mantiri. Jika ia gagal mengatasi masalah ini dengan cepat dan efektif, peluangnya untuk memenangkan Pilkada mendatang bisa terancam.
Para pesaing politik tentu tidak akan melewatkan kesempatan ini untuk menyerang kelemahan Mantiri dan menarik dukungan dari pemilih yang kecewa.
Dinamika politik di Bitung semakin menarik untuk diikuti, dengan isu keuangan pemerintah yang memanas ini bisa menjadi penentu arah dukungan publik.
Kejadian ini menambah kompleksitas persaingan dalam Pilkada mendatang, menjadikan kontestasi politik di Bitung sebagai salah satu yang paling dinamis dan penuh intrik.
Pertanyaannya, apakah Sang Walikota tersebut mampu keluar dari krisis ini dengan memperbaiki keuangan pemerintahannya, atau justru akan tenggelam dalam gelombang ketidakpuasan publik?
Hanya waktu yang akan menjawab, Pilkada Kota Bitung akan menjadi ajang pembuktian kepemimpinan dan kemampuan mengelola krisis bagi setiap calon yang bertarung.
14/06/2024
( *** Tim )





