Manado – kibarindonesia.com – Perbincangan publik mengenai kompetisi Pilkada Manado 2024 semakin menarik, salah satu yang diharapkan banyak pihak ikut salam kontestasi tersebut adalah Harley Alfredo Benfica Mangindaan yang akrab disapa Ai.
Disinggung tentang Peluang Maju menjadi Calon Walikota Manado 2024 mendatang, kepada Awak Media, Kamis (21/1/2024) malam, Pemilik Warong Kobong itu menjawab diplomatis.
“Kesalahan-kesalahan yang menyebabkan orang tidak berpikir kritis, salah satu nya. Dalam suatu argumen, kita terlalu mengeneralisasi posisi atau keadaan. Sebagai contoh, dalam suatu argumen terdapat kecenderungan untuk mengira semua orang tahu, padahal tidak setiap orang tahu. Demikian juga, mengira semua orang tidak tahu, padahal ada orang yang tahu,” ujar Ai Mangindaan.

Dia juga menambahkan, Pemikir kritis berhati-hati dalam menggunakan kata, ‘semua’, atau ‘setiap’, Lebih aman menggunakan kata, ‘sebagian besar’ atau ‘beberapa’.
“Lebih sederhana begini, Asam di gunung, garam di laut bertemu di belanga: kalau sudah berjodoh, pasti akan bertemu juga,” kunci Ai Mangindaan.
Menanggapi Jawaban diplomatis dari Putra Anggota Dewan Pembina Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, yaitu EE Mangindaan.
Kepada Jurnalis Media ini, Jumat (22/3/2024), Warga Kelurahan Bahu, Kecamatan Malalayang, Fernando Bredly Rumengan mengatakan, Semua orang tahu capaian suara Ai Mangindaan di Pileg DPRD Sulut suara murni.
“Bukan akibat dapat Beras, apalagi kasih uang baru pemilih tergerak memilih. Selanjutnya setahu saya, Ai juga punya belahan suara di Caleg lain, yang jadi rivalnya sekitar dua hingga tiga caleg. Kurang lebih masih ada sekitar 10 Ribuan suara Ai yang mengalir ke 3 Caleg tersebut, Kalau dia maju tentu 01 tentu arus suara itu berbalik ke dia,” ungkap Fernando Rumengan, Warga Kelurahan Bahu Lingkungan 8, Kecamatan Malalayang.
“Hanya bagi Ai Mangindaan ada satu Challenge yang beliau harus hadapi, Apa itu? Meyakinkan orang-orang yang kecewa pa beliau Saat Pilkada 2015 dengan 2020. Kalau orang bilang pernah kalah berapa kali, sedangkan Prabowo kalah berkali-kali sekarang menang. Kontestasi demokrasi berbentuk pemilu itu Momentum juga penting sekali, kemudian mendengar suara hati pemilih lebih penting bukan elit disekitarnya,” lanjutnya. 22/03/2024
( Stefanus )





